MAKALAH PSIKOLOGI
“ S I K A P ”
Makalah
ini di susun untuk memenuhi nilai Mata Kuliah Psikologi tahun ajaran 2013 /
2014
Disusun Oleh :
Abdul
G. Dimas J. Muhammad S. Pungky T.R. Siti N.W.
Akhmad
A.M. Dwi S. Nailatul K. Rima
O.P. Tissa O.
Arif
A. Indri D.P. Novi D.F. Rizkiana A. Wada
R.I.
Bagus
A. Kiki S. Nurul F.H. Silvia A.P.P. Wiwik N.H.
Diah
S.R. Maulida S.
Kelas 1 Reguler B (
Kelompok 2 )
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN
KESEHATAN SEMARANG
PRODI D III KEPERAWATAN PEKALONGAN
TAHUN AJARAN 2013/2014
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang
Maha Esa atas limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada kita
semua, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Ucapan terima kasih
kami sampaikan kepada dosen yang telah memberikan bimbingannya kepada kami dan
kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyusun makalah ini.
Kami
menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan,
kelemahan, dan keterbatasan. Oleh karena itu kami mengharapkan sumbangan pikiran,
saran, dan kritikan yang konstruktif demi kesempurnaan penyusunan makalah
selanjutnya. Semoga dengan makalah yang sederhana ini dapat memenuhi harapan
kita semua dan memberikan manfaat bagi pembaca, sehingga dapat menambah ilmu
pengetahuan. Terima kasih.
Pekalongan,
12 Desember 2013
Penulis
1.1 Latar Belakang
1.2` Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Sikap
2.2
Struktur Sikap
2.3
Fungsi
Sikap
2.4 Tingkatan
Sikap
2.5 Determinan
Sikap
2.6 Ciri
– ciri Sikap
2.7 Sikap
Perawat Dalam Merawat Pasien
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Pada awalnya, istilah
sikap di gunakan untuk menunjuk status mental seseorang. Sikap adalah reaksi
atau respon yang masih tertutup dari individu, selalu di arahkan terhadap suatu
hal atau objek tertentu dan sifatnya tertutup. Oleh sebab itu, manifestasi sikap
tidak dapat langsung di lihat, namun hanya dapat di tafsirkan dari tingkah laku
yang tertutup tersebut. Di samping sikap yang bersifat tertutup, sikap juga
bersifat sosial, dalam arti bahwa kita hendaknya dapat beradaptasi dengan orang
lain. Sikap menuntun tingkah laku kita sehingga kita akan bertindak sesuai
dengan sikap yang kita ekspresikan. Kesadaran individu untuk menentukan tingkah
laku nyata dan tingkah laku yang mungkin terjadi itulah yang di namakan sikap.
Individu memiliki sikap
terhadap bermacam – macam objek, seperti benda, orang, peristiwa, pemandangan,
norma, nilai, lembaga, dan sebagainya. Misalnya, sikap positif seorang pasien
terhadap perawat yang memberikan pelayanan keperawatan yang bermutu adalah
menaati segala nasihat dari perawat tersebut.
Sifat individu dan sebagian besar masyarakat membenci tindakan kekerasan
yang akhir – akhir ini sering terjadi di masyarakat.
Secara nyata, sikap
menunjukkan adanya kesesuaian antar reaksi dan stimulus tertentu yang dalam
kehidupan sehari – hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap
stimulus sosial. Sikap masih merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak,
bukan pelaksanaan motif tertentu. Dengan kata lain, sikap belum merupakan
tindakan atau aktivitas, namun merupakan suatu kecenderungan untuk bertindak
terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek
tersebut.
1.2 Rumusan
Masalah
Di lihat dari latar belakang yang telah di
buat di atas, sehingga tersusunlah rumusan makalah seperti :
v Apa Pengertian Sikap
?
v Apa Struktur Sikap
?
v Apa Fungsi Sikap ?
v Apa Tingkatan Sikap ?
v Apa Determinan Sikap ?
v Apa Ciri – ciri Sikap ?
v Apa Sikap Perawat
Dalam Merawat Pasien ?
1.3 Tujuan
Tujuan di buatnya makalah ini adalah :
v Untuk Memenuhi
Nilai Mata Kuliah Psikologi
v Untuk Memberikan
Wawasan Tentang Sikap Kepada Pembaca
v Untuk Mengetahui
Pengertian Sikap
v Untuk Mengetahui
Apa Struktur Sikap
v Untuk Mengetahui Fungsi Sikap
v Untuk Mengetahui Tingkatan Sikap
v Untuk Mengetahui Determinan Sikap
v Untuk Mengetahui Ciri – ciri Sikap
v Untuk Mengetahui
Sikap Perawat Dalam Merawat Pasien
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sikap
v Thurstone memandang sikap
sebagai suatu tingkatan afeksi baik yang bersifat positif maupun negatif dalam
hubungannya dengan objek-objek psikologis. Afeksi yang posistif, yaitu yang
afeksi senang, sedangkan afeksi negative adalah afeksi yang tidak menyenangkan.
v Sikap merupakan organisasi
pendapat, keyakinan seeorang mengenai objek atau situasi yang relative ajeg,
yang disertai adanya perasaan tertentu, dan memberikan dasar pada kepada orang
tersebut untuk membuat respons atau berperilaku dalam cara yang tertentu yang
dipilihnya
2.2 Struktur Sikap
Saifudin (1995) mengemukakan pendapat
Kothandapani (1974) tentang struktur sikap dan pendapat Mann (1969) tentang isi
tiap komponen sikap. Kothandapan (1974) mengungkapkan bahwa struktur sikap
terdiri dari komponen kognitif (kepercayaan, komponen internasional (perasaan),
dan komponen tingkah laku (tindakan). Sementara itu, Mann (1969) menyebutkan
bahwa isi dari komponen kognitif adalah persepsi, kepercayaan, dan stereotipe
(sesuatu yang sudah terpolakan pada individu). Komponen kognitif sering
disamakan dengan opini (pandangan), terutama yang menyangkut isu atau masalah
yang kontroversial. Selanjutnya, komponen afektif berisi perasaan individu
terhadap objek dan menyangkut masalah emosi. Terakhir, isi dari komponen
perilaku adalah kecenderungan bertindak.
Saifudin (1995) juga menyatakan bahwa
sikap memiliki tiga komponen yang membentuk struktur sikap. Ketiga komponen
tersebut saling mendukung dan menunjang, yaitu komponen kognitif, afektif, dan
konatif. Berikut akan dijelaskan secara ringkas mengenai ketiga komponen
tersebut.
Pertama,
komponen kognitif. Komponen kognitif dapat disebut juga dengan komponen
persepsual, yang berisi kepercayaan individu. Kepercayaan tersebut berhubungan
dengan hal-hal bagaimana individu memersepsikan objek sikap dengan apa yang
dilihat dan diketahui (pengetahuan),
pandangan, keyakinan, pikiran, pengalaman pribadi, kebutuhan emosional, dan
informasi dari orang lain. Misalnya, individu mengetahui bahwa kesehatan itu
sangat berharga karena ia menyadari bahwa apabila sakit, dirinya akan merasakan
betapa nikmatnya itu sehat.
Kedua,
komponen afektif (komponen emosional). Komponen ini merujuk pada dimensi
emosional subjektif individu, terhadap objek sikap, baik yang positif (rasa
senang) maupun negatif (rasa tidak senang). Reaksi emosional banyak dipengaruhi
oleh apa yang kita percayai sebagai suatu yang benar terhadap objek sikap
tersebut. Misalnya, individu senang (sikap positif) terhadap profesi
keperawatan, berarti ia melukiskan perasaannya terhadap keperawatan ;
masyarakat umumnya tidak senang (sikap negatif) terhadap tindakan kekerasan,
perjudian, pelacuran, dan kejahatan.
Ketiga,
komponen konatif. Komponen konatif disebut juga komponen perilaku, yaitukomponen sikap yang berkaitan dengan
predisposisi atau kecenderungan bertindak terhadap objek sikap yang dihadapinya.
Misalnya, individu mengetahui bahwa profesi keperawatan adalah profesi yang
mulia sehingga banyak lulusan SMA yang masuk Akademi Keperawatan ; remaja putri
lulusan SMA banyak memilih untuk melanjutkan sekolah ke Akademi Kebidanan
karena lulusan Akademi Kebidanan menjanjikan pekerjaan yang jelas.
Allport (1954) sebagaimana dijelaskan oleh
Notoatmojo (1993) mengungkapkan bahwa struktur sikap terdiri tiga komponen
pokok, yaitu komponen kepercayaan (keyakinan), ide, dan konsep terhadap suatu
objek ; komponen yang meliputi kehidupan emosional atau evaluasi individu
terhadap suatu objek sikap ; dan komponen predisposisi atau kesiapan/
kecenderungan individu untuk bertindak (tend
to behave). Ketiganya membuat total attitude.
Dalam hal ini, yang menjadi determinan sikap adalah pengetahuan, berpikir,
keyakinan dan emosi.
2.3 Fungsi Sikap
Menurut Atkinson,
Smith, dan Bem (1996), dalam bukunya Pengantar Psikologi, mengungkapkan
bahwa sikap memiliki lima fungsi, yaitu instrumental, pertahanan,ego, ekspresi
nilai, pengetahuan,dan penyesuaian nilai.
1. Fungsi Instrumental
Fungsi sikap ini dikaitkan dengan alasan
praktis atau manfaat, dan menggambarkan keadaan keinginan. Bahwa untuk mencapai
suatu tujuan, diperlukan suatu sarana yang disebut sikap. Apabia objek sikap
dapat membantu individu mencapai tujuan, individu akan bersikap positif
terhadap objek tersebut atau sebaiknya.
2. Fungsi Pertahanan Ego
Sikap
ini diambil individu dalam rangka melindungi diri dari kecemasan atau ancaman
harga dirinya.
3. Fungsi Ekspresi
Sikap
ini mengekspresikan nilai yang ada dalam diri individu. Sistem nilai yang
terdapat pada diri individu dapat dilihat dari sikap yang diambilnya
bersangkutan terhadap nilai tertentu.
4. Fungsi Pengetahuan
Sikap
ini membantu individu memahami dunia yang membawa keteraturan terhadap
bermacam-macam informasi yang perlu diasimilasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Setiap individu memiliki motif ingin tahu, ingin mengerti, dan pengetahuan.
5. Fungsi Penyesuainam Sosial
Sikap ini membantu individu merasa menjadi
bagian dari masyarakat. Dalam hal ini sikap
yang diambi individu tersebut akan sesuai dengan lingkungannya.
2.4 Tingkatan Sikap
Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai
tingkatan, seperti :
v
Menerima(receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek). Misalnya sikap orang terhadap gizi dapat dilihat dari kesediaan dan perhatian orang itu terhadap ceramah-ceramah.
Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek). Misalnya sikap orang terhadap gizi dapat dilihat dari kesediaan dan perhatian orang itu terhadap ceramah-ceramah.
v
Merespon(responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.
v
Menghargai(valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.
v
Bertanggung Jawab
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi.
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi.
2.5 Determinan Sikap
Determinan sikap terdiri dari :
v Faktor Fisiologis
Faktor fisiologis seseorang akan ikut menentukan
bagaimana sikap seseorang. Dengan demikian masalah umur akan berpengaruh pada
sikap seseorang. Orang yang sering sakit lebih bersikap tergantung daripada
orang yang tidak sakit.
v Faktor Pengalaman Langsung Terhadap Objek Sikap
Bagaimana sikap seseorang terhadap objek sikap akan
dipengaruhi oleh pengalaman langsung orang yang bersangkutan denga objek sikap
tersebut.
v Faktor Kerangka Acuan
Bila kerangka acuan tidak sesuai dengan
objek sikap, maka orang akan mempunyai sikap yang negatif terhadap objek sikap
tersebut.
v Faktor Komunikasi Sosial
Komunikasi sosial yang berwujud informasi dari
seseorang kepada orang lain dapat menyebabkan perubahan sikap yang ada pada
diri orang yang bersangkutan.
2.6 Ciri – ciri Sikap
Sikap memiliki ciri-ciri
sebagai berikut :
v Sikap Tidak Dibawa Sejak Lahir
Berarti manusia dilahirkan tidak membawa sikap tertentu pada suatu objek. Oleh karenanya maka sikap terbentuk selama perkembangan individu yang bersangkutan. Karena terbentuk selama perkembangan maka sikap dapat berubah, dapat dibentuk dan dipelajari. Namun kecenderungannya sikap bersifat tetap.
Berarti manusia dilahirkan tidak membawa sikap tertentu pada suatu objek. Oleh karenanya maka sikap terbentuk selama perkembangan individu yang bersangkutan. Karena terbentuk selama perkembangan maka sikap dapat berubah, dapat dibentuk dan dipelajari. Namun kecenderungannya sikap bersifat tetap.
v Sikap Selalu Berhubungan Dengan Objek
Sikap terbentuk karena hubungan dengan objek-objek tertentu, melalui persepsi terhadap objek tersebut.
Sikap terbentuk karena hubungan dengan objek-objek tertentu, melalui persepsi terhadap objek tersebut.
v Sikap Dapat Tertuju Pada Satu Objek dan Sekumpulan Objek
Bila seseorang memiliki sikap negatif pada satu orang maaka ia akan menunjukkan sikap yang negatif pada kelompok orang tersebut.
Bila seseorang memiliki sikap negatif pada satu orang maaka ia akan menunjukkan sikap yang negatif pada kelompok orang tersebut.
v Sikap Itu Dapat Berlangsung Lama atau Sebentar
Jika sikap sudah menjadi nilai dalam kehidupan seseorang maka akan berlangsung lama bertahan, tetapi jika sikap belum mendalam dalam diri seseorang maka sikap relaatif dapat berubah.
Jika sikap sudah menjadi nilai dalam kehidupan seseorang maka akan berlangsung lama bertahan, tetapi jika sikap belum mendalam dalam diri seseorang maka sikap relaatif dapat berubah.
v Sikap Mengandung Perasaan atau Motivasi
Sikap terhaadap sesuaatu akan diikuti oleh perasaan tertentu baik positif maupun negatif. Sikap juga mengandung motivasi atau daya dorong untuk berperilaku.
Sikap terhaadap sesuaatu akan diikuti oleh perasaan tertentu baik positif maupun negatif. Sikap juga mengandung motivasi atau daya dorong untuk berperilaku.
2.7 Sikap Perawat Dalam Merawat Pasien
Perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan harus menunjukkan sikap profesional kepada seluruh pasien yang ia
rawat. Beberapa sikap profesional yang perlu dimiliki oleh seorang perawat
dalam merawat pasien agar dapat memberikan pelayanan keperawatan yang sesuai
dengan harapan pasien adalah :
a.
Sikap perawat harus memiliki sifat memberi
kasih sayang terhadap sesama, terutama bagi orang yang membutuhkan , misalnya
pada pasien yang dirawatnya.
b.
Setiap perawat harus memiliki sikap
prihatin terhadap kebutuhan yang diperlukan pasien.
c.
Setiap perawat harus memiliki sikap yang
memberikan rasa aman pada pasien, bukan malah menimbulkan kecemasan,
kegelisahan, dan rasa takut.
d.
Setiap perawat harus memiliki sikap yang
ramah terhadap semua orang, terutama pada pasien.
e.
Setiap perawat harus memiliki sikap yang
dicirikan suara lembut dan murah senyum, paling tidak pasien yang sedang sakit
akan merasa senang, simpati,dan tidak menilai perwat itu judes atau mahal
senyum.
f.
Setiap perawat memiliki sikap yang dapat
dipercaya karena dengan kepercayaanlah harga diri dan kepribadian seseorang
dapat dinilai.
g.
Setiap perawat harus memiliki sikap
percaya diri, jangan minder. Oleh karena itu,perawat perlu banyak belajar ,
serta menambah dan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dibidang
keperawatan.
h.
Setiap perawat harus memiliki sikap
menahan diri , jangan sampai menyalahkan, menyudutkan , mempermalukan, dan
mengkritik pasien dan keluarganya yang dapat menambah berat penyakitnya.
i.
Setiap perawat harus memiliki sifat memandirikan pasien agar
pasien tidak bergantung pada perawat.
j.
Setiap perawat harus memiliki sikap
menghindari ucapan kasar yang dapat menyinggung perasaan pasien.
k.
Setiap perawat harus memiliki sikap penuh
pengertian dan pengabdian.
l.
Setiap perawat harus memiliki sikap yang
riang gembira , tidak cemberut didepan pasien.
m.
Setiap perawat harus memiliki sikap
kooperatif atau mudah diajak kerja sama dengan pasien dan tim kesehatan lain
demi kesembuhan pasien yang dirawatnya.
n.
Setiap perawat harus memiliki sikap yang
dapat membantu dalam mengatasi kesulitan pasien dan keluarganya.
o.
Setiap petawat harus memiliki sikap
humoris, sesuai situasi dan kondisi pasien sekedar untuk menghibur.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
v Sikap merupakan organisasi
pendapat, keyakinan seeorang mengenai objek atau situasi yang relative ajeg,
yang disertai adanya perasaan tertentu, dan memberikan dasar pada kepada orang
tersebut untuk membuat respons atau berperilaku dalam cara yang tertentu yang
dipilihnya.
v Struktur sikap di bagi menjadi kognitif, afektif,
dan konatif.
v Fungsi sikap di bagi menjadi lima, yaitu :
1.
Fungsi Instrumental
2.
Fungsi Pertahanan Ego
3.
Fungsi Ekspresi
4.
Fungsi Pengetahuan
5.
Fungsi Penyesuainam Sosial
v Tingkatan sikap di bagi menjadi
menerima, menghargai, merespon, dan bertanggung jawab.
v Determinan sikap di bagi menjadi
empat, yaitu :
1.
Faktor Fisiologis
2. Faktor Pengalaman Langsung Terhadap Objek Sikap
3. Faktor Kerangka Acuan
4. Faktor Komunikasi Sosial
v Sikap perawat dalam merawat pasien harus
memiliki sifat memberi kasih sayang terhadap sesama, terutama bagi orang yang
membutuhkan , misalnya pada pasien yang dirawatnya.
3.2 Saran
Tetap menjaga sikap dan tingkah laku dengan
baik, sehingga dapat di terima dalam masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
v Buku Psikologi
Untuk Keperawatan Edisi 2 oleh Drs. Sunaryo, M.Kes
0 comments: